Pada tanggal 21 Mei 1873, Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) membangun sebuah stasiun kereta api yang diberi nama Willem I. Pembuakaan Stasiun tersebut bersamaan dengan dibukanya Jalur Kedungjati-Ambarawa. Pembangunan lintas sepanjang 37 km guna keperluan militer. Stasiun willem I sendiri sekarang diberi nama Stasiun Ambarawa sesuai dengan letak geografis di Ambarawa.
Stasiun Ambarawa dinonaktifkan pada tahun 1976 dan dijadikan
sebagai museum oleh Supardjo Rustam yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah
pada saat itu. Hingga kini museum Ambarawa berubah menjadi destinasi sejarah
perkeretaapian terbesar di Asia Tenggara dan memiliki nama beken Indonesian
Railway Museum (IRM).
Banyak sekali wahana yang dapat dinikmati di Stasiun
Ambarawa salah satunya adalah Kereta Api Wisata Relasi Ambarawa-Tuntang (pp)
dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap atau kereta diesel vintage. Kita
dapat menikmati relasi Ambarawa tuntang setiap sabtu minggu dan tanggal merah. Dengan
hanya membeli tiket seharga 50K, Anda sudah dapat menikmati perjalanan sekitar
1 Jam tersebut. Pengunjung dapat memilih jam perjalanan antara lain pukul
10.00, 12.00 atau 14.00 WIB. Kereta Api Vintage menarik 2 kereta kayu berkapsitas
masing-masing 40 orang. Anda akan disugihi pemandangan alam yang sangat bagus
sekali. Mulai dari persawahan yang berjajar dan menawarkan kehijauan tanaman.
Gunung – gunung yang terlihat dari kejauhan. Menyusuri pinggiran rawa pening
dan perjalanan dengan udara segar.
Tidak nyesel saya pernah mencoba perjalanan kereta api dari
Stasiun Ambarawa hingga tuntang. Banyak cara untuk mensyukuri ciptaanNya dengan
menggunakan moda Kereta. Banyak hal yang dipelajari dari Museum terbesar di
Asia tenggara. Ambarawa I Love U.
Comments
Post a Comment